Resume Seminar International : Building Indonesian Characters trough the Development of Early, Elementary, and Secondary Education
Sekitar bulan November kemarin saya ikut seminar internasional yang diadakan universitas saya. Salah satu dosen bilang kalau kita harus buat resume seminar tersebut. Ternyata setelah selesai seminar, dosennya gak minta kita ngumpulin hasil resume kita. Nah, karena saya udah buat setengah (baru dua dari tiga pembicara) saya mau share disini aja, siapa tau bermanfaat :)
Pembicara pertama : Dr. Norsiah
Pembicara Ketiga : Abdul Rahman Reijerink
Pembicara pertama : Dr. Norsiah
Judul : Brain Waves, Brain Plasticity, Character
Building
Otak merupakan pusat dari tubuh manusia. Gelombang otak
nantinya akan berpengaruh pada perkembangan karakter seseorang. Semua perbuatan
akan berkaitan dengan gelombang otaknya. Gelombang otak berpengaruh sejak kecil
bahkan sejak di dalam kandungan. Maka pada ibu hamil, penting sekali untuk
mendidik anak ari gelombang otaknya. Orangtua harus membentuk perilaku anak
sedari mengandung dengan cara membuat anaknya mempunyai gelombang otak yang
baik agar perilakunya pun baik. Misalnya saja bagi ummat muslim, ibu hamil bisa
dibiasakan mendengarkan Al-Qur’an, sehingga akan menjadi tenang. Saat ibu hamil
mendengarkan Al-Qur’an, bayi diperutnya akan bersujud. Bukan hanya bayi dalam
kandungan, saat kita Bisa juga dengan
cara mendengarkan musik klasik yang dipercaya akan mengaktifkan aspek kognitif
anak. Ibu hamil juga harus mendapat asupan nutrisi yang baik untuk perkembangan
neuron anaknya karena gelombang otak pun bisa dipengaruhi oleh asupan gizi yang
kita makan.
Ada gelombang otak yang biasanya mendominasi pada rentang
usia tertentu. Misalnya pada anak kecil, gelombang yang mendominasi itu delta,
tetha, alpha dimana pada kasus anak kecil yang lebih sering tidur, hal ini
karena gelombang delta yang mendominasi. Pada usia 3-6 tahun anak-anak
mempunyai koneksi yang kurang. Maka dari itu hal yang penting bagi guru adalah
membangun koneksi elektrik emosi dengan anak sehingga guru bisa mengontrol
sosio emosionalnya. Guru juga haru sbisa memberi reward untuk anak, baik dari
guru maupun reward dari teman-temannya. Anak-anak membutuhkan suasana yang
tenang dan menyenangkan agar mereka tertarik untuk belajar. Ada bagian tengah
dari otak kita yaitu Basil Gandelia. Disinilah pusat dari semua kerja otak.
Dalam hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Dr. Norsiah, ditemukan
anak-anak yang pintar secara akademik namun mereka tidak dapat bersosialisai
dengan temannya. Ini artinya mereka belum bisa mengkomunikasikan yang ada pada
dirinya. Saat siswa berkonsentrasi, gelombang otaknya terlihat bergerak,
sedangkan jika tidak berkonsentrasi terlihat berhenti bergerak. Anak-anak
membutuhkan latihan konsentrasi agar konsentrasinya bisa fokus. Jika ditemukan
otak yang kurang dari 50 cm, itu artinya orang tersebut mengalami gangguan.
Karena bentuk otaknya terganggu, otomatis gelombang yang dihasilkan juga
mengalami perubahan.
Dalam tak kita terdapat pula jembatan yang menghubungkan
otak kanan dan tak kiri yang dinamakan Corpus Callotum. Jembatan ini akan
berkembang dengan baik pada usia 3-6 tahun. Maka pada periode usia ini
merupakan periode yang baik untuk mengajari anak bahasa kedua. Saat usia 6
tahun, anak akan mengembangkan kemampuan-kemampuan teknis yang berhubungan
dengan fisik. Sedangkan pada usia 12 tahun keatas otak sudah mulai terbentuk
sehingga agak susah untuk mengarahkan otak kita. Otak sangat berkaitan dengan
perilaku juga belajar. Perkembangan otak dibagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya pusat psikologi mencakup mempertahankan hidup. Yang kedua ada pusat
emosional yang encakup sex, agresifitas, dll. Lalu ada pula pusat kognitif.
Gelombang beta berperan penting dalam hal memfokuskan perhatian, menganalisis,
dan berfikir. Pada rentang usia anak sebelum sekolah anak biasanya diberika
pendidikan teknis untuk mengembangkan kinestetiknya seperti aerobic, musik,
dll. Sedangkan pada rentang usia 13-18 tahun anak akan menyenangi perilaku yang
menantang dan mempunyai resiko. Misalnya suka balapan, naik gunung, dll. Pada
usia 20 tahun keatas, individu akan berhenti berimajinasi dan lebih fokus
terhadap hal-hal yang rasional. Perkembangan pada perempuan juga dinilai lebih
cepat dibanding dengan laki-laki. Sehingga perempuan dinilai lebih matang dalam
mengambil keputusan.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagi guru dalam
mengimplementasikan penbentukan karakter pada anak. Yang pertama, kita harus
mendidik sesuai dengan kita apa adanya. Kedua, buatlah banyak peristiwa yang
berkaitan dengan belajar. Ketiga, bawalah anak keluar kelas sehingga anak lebih
terbuka pada dunia luar. Ke empat, buatlah budaya yang baik dan sesuai dengan
norma yang ada. Kita juga bisa mendesain kurikulum yang sesuai dengan
perkembangan neuron anak.
Pembicara Kedua : Dr.
Zaharah Hussin
Judul : Character
Education From Different Perspectve of Researches
Pembinaan karakter merupakan suatu keperluan dari kecil
agar menjadi individu yang baik dan menjadi manusia yang bermakna. Banyak isu
yang ada dalam masa kini, diantaranya kekerasan pada anak, buruh anak-anak,
pergaulan bebas, anak muda yang senang balapan, pembuangan bayi, bahkan
pendidikan diluar etika. Hal ini sangat miris karena berarti manusia sudah
bertindak tidak seperti manusia, misalnya pembuangan bayi, bahkan binatang pun
akan menyayangi anaknya sendiri. Di Indonesia, sudah ada pendidikan karakter
yang terintergrasi pada mata pelajaran PKn. Pendidikan moral atau pendidikan
karakter ini sudah diterapkan diberbagai negara walaupun dengan nama yang
berbeda, misalnya di Singapura terkenal dengan nama CME (Civic and Moral
Education), di Australia ada CCE (Character and Citizenship Education). Nilai
moral yang biasa diajarkan diantaranya kebaikan, cinta, kasih sayang,
kebebasan, keadilan, kejujuran, patriotisme, saling menghargai, kedisiplinan,
dll. Semua pihak harus terlibat dalam membina jati diri siswa baik itu sekolah,
keluarga, teman, maupun lingkungan sekitar. Karakter termasuk juga kelakuan
atau akhlak diantaranya kapasitas intelektual yang mencakup berfikir kritis,
alasan moral. Adapula perilaku yang mencakup kejujuran, tanggung jawab,
dll.
Judul : Collaboration,
The Means for Delivering Better Teaching and Achieving Stronger Learning
Outcomes
Materi menyusul ya :) hehe
Comments
Post a Comment