Mantan Sahabat

Hahaha.
Mungkin hanya orang setengah normal [yaitu saya] yang menganggap ada MANTAN SAHABAT.
Gak wajar banget ada seorang "mantan sahabat".
Idealnya gak ada kata "mantan" buat sahabat kita.

Chek this out.

Pengalaman pribadi saya.

Mantan sahabatku.
Dulu dia bukan siapa-siapa.
Bukan teman. Justru saya tidak mengenalnya.
Sampai suatu hari kita dipertemukan karena suatu hal.
Dan disana mulailah benih persahabatan kita.
Terus berlanjut dengan taburan bunga sakura.
Merajut benang wol yang hangat.
Saling membantu memecahkan puzzle kehidupan,bahkan untuk sekedar bercerita singkat tentang cinta.
Akhirnya kami begitu dekat.
Kemana-mana berdua.
Saya merasa nyaman pada saat itu.
Jadi saja,sifat kita berdua hampir mirip.

--------------------

Kurang lebih setengah tahun kita menjadi sahabat.
Suatu hari miracle datang merayu kita berdua.
Setuju. Sepaham. Bertekad.
Terlanjur sudah sangat ambisi dengan miracle itu.
Tiba-tiba black hole menghampiri dan merusak segalanya.
Gagal. Kandas harapan kita berdua.
Kita masih tetap tegar dan mengikat janji.

Seringkali dia mencela tentang dunia yang saya geluti.
Dia menyuruh saya keluar dari dunia itu.
Tapi lama kelamaan?
Justru dia ikut terpikat ke dunia itu karena rayuan teman sebangkunya yang super plagiat.

Sempat dia memamerkannya pada saya dan dengan nada sedikit melecehkan saya.
Tetapi saya mencoba tersenyum padanya.
Karena sahabat,tak pernah plagiat.
Itu yang saya kira.

Saat saya sedang bergelut dengan password saya.
Dia menghancurkan segalanya.
Dia mengadu domba saya dan password saya.
Akhirnya jauh dan hilang.
Tapi justru dia yang mengambil password saya.
Mengaitkannya dengan erat dan terus ia jadikan matahari pencerah.

Saya juga masih belum marah.
Karena saya percaya, sahabat,tak mungkin mengambil harta berharga kita.

Tak terasa dia mulai agak menjauh. Ntah kenapa.
Apa saya punya salah?
Terserah dia lah. Mungkin saya sudah mulai muak.

Klimaksnya, pada saat dia,memilih memotong tali persahabatan kita dengan gunting kepercayaan.
Dia memilih belok ke kiri sedangkan saya bertahan tetap lurus.
Dia melemparkan bom ke tempat saya berpijak.
Dia berlari tanpa memberi kabar.
Berlari sambil melempar bom dan granat ke arah saya.

Maunya apa?!
Dia memamerkan lencana busuknya dihadapan saya disertai senyuman tanpa dosa!
MUAK !
Tak ingatkah dia dengan semua mimpi kita?
Tak pedulikah dia dengan hati saya?
Hati seorang yang menanggapnya SAHABAT.
Tak pedulikah dia dengan kesabaran saya?
Jawabanya TIDAK !

Dia meneruskan mengabdi di istana berlian itu.
Dan meninggalkan saya.

Saat dia mulai menyadari perubahan yang terjadi.
Dia menghampiri saya.
Berkata "terserah" lalu pergi lagi.

Tak adakah permintaan maaf?
Ada walaupun hanya sekali. Tetapi jauh setelah berulang kali dia bilang terserah.

Sakit. Hancur. Porak poranda.
Stuck. Flat.

Seandainya dia menjelaskan semuanya dengan baik-baik dan meminta maaf.
Saya pasti masih bisa berdiri tersenyum dan meraih uluran tangannya.

Tapi yang terjadi?
TIDAK.

Dia yang dulu saya anggap SAHABAT.
Sekarang adalah MANTAN SAHABAT saya.

Comments

  1. sepertinya saya tau siapa dia...?
    . saya berharap tidak dicantumkan dalam tulisan ini...

    ReplyDelete
  2. heu ..
    mantan sahabat ?

    makanya klo temenan mah udah aja biasa-biasa aja nda ..
    jangan terlalu deket, jangan terlalu jauh juga..
    tar jadinya gini kan ..

    semoga kejadian kaya gini ga keulang lagi .. :)

    ReplyDelete
  3. haikal : sekarang mah udahan jeh perang dinginnya :)

    dian : iya yaaan...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pump it up! Bikin Kecanduan

Pengalaman jadi "Panitia Merah"