Berdamai dengan Deadline





Adakah disini yang gak pernah berurusan sama deadline? Anyone?
Saya rasa gak ada yang gak pernah berurusan sama hal yang satu ini. Semua orang, baik itu tua maupun muda, pasti sudah familiar dengan hal ini. Bahkan ada orang yang hidupnya berurusan terus sama deadline.

Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan deadline?
Deadline itu bisa ditujukan untuk batas waktu penyelesaian sesuatu, baik itu tugas, kerjaan, atau hal penting lainnya. Saat kita mendapat tugas tersebut, pasti ada batas waktu sampai kapan hal itu harus diselesaikan. Makanya kenapa disebut deadline, karena pada batas itu lah kita harus selesai. Dead?

Seringkali deadline diibaratkan sebagai kata seram yang seakan mengejar kita saat mengerjakan sesuatu. Bahkan ketika mendengar kata deadline, suasana mood kita bisa jadi langsung suram dan dipenuhi pikiran bercabang.

Sorry, gak bisa ikutan main nih soalnya lagi dikejar deadline tugas” Seringkah mendengar kalimat seperti itu? Yakin deadline yang ngejar? Bukankah deadline itu sudah ada sebelum kita mengerjakan? Jadi menurut saya, bukan kita yang dikejar deadline. Tapi kita yang memang secara tidak sadar mendekati deadline.

Sepengalaman saya, tugas, kerjaan, atau hal penting yang harus diselesaikan itu sudah ditetapkan tanggalnya dari awal kita mendapat tugas tersebut. Nah itulah yang kita sebut deadline. Ada target waktu penyelesaian, misalnya tanggal 1 mendapat tugas, lalu harus selesai tanggal 8. Berarti deadline itu kan tanggal 8. Ada 8 hari menuju tanggal 8, berarti bukan tanggal 8 yang mengejar kita. Tapi diri kita dari tanggal 1 lah yang mendekati tanggal 8.
Okay, enough for unimportant discussion about who is after whom.

Lanjut lagi, dapatkah kalian berdamai dengan deadline? For me, kadang bisa, kadang gak bisa. Seringnya malah gak bisa. Tugas atau kerjaan baru dikerjain mepet-mepet banget sama deadline. Alasannya? Banyak! Kadang emang gak ada waktu buat nyelesain jauh-jauh hari sebelum deadline. Kadang juga karena gak ada mood buat nyelesain. Lalu alasan lain yang memang masuk akal, ide bakal muncul sendiri kalau udah mepet-mepet deadline. Anyone agree with me?

Tapi, di lain pihak saya pribadi sadar sih, lebih bagus lagi kalau kita bisa selesain tugas sebelum deadline. Caranya? Dengan atur jadwal sedemikian rupa. Misal nyicil sedikit-sedikit kerjaan. Jadi pas tiba deadline, gak harus buru-buru ngerjain yang bikin kerjaan jadi seadanya. Kelebihan kalau kita mengerjakan sesuatu sebelum deadline, kerjaan kita bisa jadi lebih tertata rapih, bisa kita cek ulang kalau ada salah ketik, bisa direviu lagi, dan banyak keuntungan lainnya.

Saya sendiri termasuk tipe orang yang lumayan terorganisir. Bisa dibilang manusia mekanis yang ngelakuin sesuatu sesuai instruksi. Pun terhadap jadwal. Jadi selalu bikin jadwal harian tentang apa aja yang akan dilakuin di hari itu. Kalau gak gitu? Bisa kacau seharian gak jelas ngapa-ngapain. Saya juga bukan tipe orang yang spontan ngelakuin sesuatu. Kalau bisa, semua sudah terencana sejak awal. Memang ada plus minusnya jadi tipe orang kayak gini.

Buat menghadapi ancaman deadline, biasanya saya udah catat di schedule board. Jadi saya bisa lihat tanggal berapa deadlinenya dan ada deadline apa aja. Dengan mencatat jadwal, kita juga bisa tau kira-kira kapan waktu buat nyicil kerjaan itu. Bayangin, kalau tugas datengnya barengan, seabreg, dan deadlinenya deketan bakal gimana?

Sepengalaman saya, saya bikin skala prioritas dulu. Prioritasnya dari mulai yang deadlinenya paling mepet, terus dari urgensi tugas, sama dari kesulitan tugas. Gini penjelasannya :
  1. Saya bakal milih tugas atau kerjaan yang deadlinenya mepet banget, kalau yang masih agak jauh, bisa dipending dulu karena masih ada waktu buat ngerjainnya. Misal ada tugas buat tanggal 5 dan tanggal 8, otomatis pilih kerjain yang tanggal 5 dulu.
  2. Lalu saya bakal menimbang segimana urgensi tugas tersebut. Misal, tugas UTS sama tugas mingguan biasa, saya bakal lebih milih mengerjakan tugas UTS dulu karena porsi nilai yang lebih besar. Otomatis harus dikerjakan dengan baik agar hasil optimal.
  3. Kesulitan tugas juga jadi pertimbangan. Seringnya saya milih mengerjakan tugas yang tingkat kesulitannya rendah dulu. Kenapa? Biar cepet selesai. Soalnya tugas yang tingkat kesulitannya tinggi, butuh waktu lama buat selesainnya. Misal, jika dihadapkan sama dua tugas, yaitu finishing buku yang tinggal bikin daftar tabel dengan bikin paper. Saya bakal finishing buku, karena bikin daftar tabel gak butuh waktu lama. Sedangkan bikin paper, sehari aja gak bakal beres.
Dengan gitu, saya bisa mulai milih mana kerjaan yang harus dikerjakan as soon as possible, mana yang bisa dicicil, dan mana yang bisa dikerjakan belakangan. Tapi sering juga sih saya kebingungan harus mulai kerjain yang apa dan mulai dari yang mana. 

Kalau kalian, gimana caranya berdamai dengan deadline?

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pump it up! Bikin Kecanduan